Minggu, 23 Februari 2014

“Anak dari dimensi lain”

Sore yang cerah, ku menatap langit jingga di tepi danau. “Kakak?” terdengar suara anak kecil memanggilku, ku menoleh ke sumber suara tersebut. “ada apa adik manis? Dimana orang tuamu?” tanyaku padanya, seorang anak perempuan yang kira – kira berumur 4 tahun “kak, aku ingin pulang” jawabnya “memang dimana rumahmu?” tanyaku lagi “didekat taman kota” balasnya lagi “nanti kakak antar kamu pulang. Tapi sebelumnya siapa namamu? Namaku listya” tanyaku “namaku mia kak” jawabnya. Kemudian aku mengantarnya pulang ke rumahnya. Tapi Ia hanya memintaku untuk mengantarnya sampai taman kota saja.

Keesokan paginya aku mengunjungi taman kota dan duduk di sebuah ayunan dan mulai mengetik cerpen di laptopku. “kak listya?” panggil seorang anak kecil yang tak lain adalah mia “eh, mia. Ada apa?” tanyaku “kak listya mau menemaniku bermain tidak?” ajaknya “boleh” jawabku aku segera menutup laptopku dan segera bermain bersama mia. Aku bermain bersama mia, sampai lupa akan tugasku yang harus menyelesaikan cerpenku. Aku bermain dengan mia hingga sore, entah mengapa aku senang bermain bersamanya, yang lebih tepatnya menemaninya bermain. Tapi saat aku bermain dengannya orang – orang di sekitarku menatapku aneh. Karena sudah terlalu sore aku menawarkan diri untuk mengantar mia pulang tetapi mia menolaknya.

Seminggu berlalu, aku sering mengunjungi taman untuk bermain bersama mia, yang aku heran kenapa setiap aku bermain bersamanya orang lain menatapku aneh, mereka seperti menganggpku gila, dan ketika aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang Mia selalu menolak tawaranku. Dan hari ini aku mengunjungi taman kota lagi kali ini  aku ke taman kota bersama Keiko adik tetanggaku. Aku bermain bersama kedua anak kecil Mia dan Keiko. “keiko, kenapa kamu tidak bermain bersama Mia untuk sementara, dan aku akan membelikan kalian lollypop” ucapku “Mia? Mia siapa kak? Dari tadi kita hanya bermain berdua” balas keiko “Mia, dari tadi kita bermain bersama mia juga. Miaa.. dimana ya mia, tadi di sini” ucapku “kak listya kenapa sih. Dari tadi kita main berdua” ucap keiko “oh, mungkin kakak kecapean. Kita pulang aja yuk” ucapku

Aku dan keiko pun pulang. Aku segera mandi mengganti pakaian, dan segera masuk kamar. Tiba – tiba terdengar lagu twinkle – twinkle dari handphoneku sebagai nada deringnya, dan tercantum nama temanku Fahmi, rumah fahmi berada dekat taman kota. Aku memang suka bermain bersama anak – anak kecil, maka dari itu aku memasang ringtone lagu anak – anak, agar saat aku bermain dengan anak – anak dan apabila ada yang menelponku, anak – anak kecil yang bermain bersamaku akan senang mendengar nada dering handphoneku  “hallo? listya” ucap penelpon “iya, ada apa fahmi?” tanyaku “Aku boleh kan curhat sama kamu?” Tanya fahmi “boleh” balasku “aku gak tau kenapa, tiba – tiba kangen adik perempuan aku lis” ucap fahmi “aku gak pernah tau kalo kamu punya adik perempuan. Pasti adik kamu itu, cantik, manis, dan lucu ya?” balasku “iya, tapi.. sayangnya.. adik perempuanku udah meninggal 1 tahun yang lalu, karena kecelakaan bersama tanteku” jawab fahmi “kecelakaan dimana?” tanyaku “dijalan dekat danau” balasnya “dekat danau? Oh, iya siapa nama adik perempuanmu?” tanyaku “Mia, Mia Farahdilla namanya” balas fahmi “mi.. mi.. mia?”tanyaku “iya, dan harusnya hari ini dia berumur 5 tahun” ucap fahmi  “bagaimana ciri – ciri adikmu? Tanyaku lagi “ada apa, kenapa kamu bertanya bagaimana ciri – ciri adiku?”Tanya balik fahmi “emm, tidak. Aku hanya ingin tau saja” balasku “dia seorang anak permempuan yang cantik dengan rambut yang agak panjang dan lebih sering di kuncir dua, dan dia juga sering menggunakan jepit merah berbentuk strawberry yang dijepitkan pada kedua rambutnya yang di kuncir” balas fahmi. Kenapa adik fahmi ciri – cirinya sama persis seperti Mia, dan nama mereka pun sama, apa jangan – jangan.. “hallo lis? Kok diem?” pertanyaan fahmi membuyarkan lamunanku “eng.. enggak, aku gak kenapa – kenapa kok” balasku “oh, yaudah. Makasih ya udah mau denger curhatan aku” ucap fahmi “iya, sama – sama” balasku, kemudian Fahmi memutuskan telponnya.

Keesokan harinya aku pergi ke taman kota untuk menemui Mia. Aku duduk di salah satu ayunan di taman tersebut, biasanya mia akan mendatangiku untuk mengajak bermain bersama. “kakak?”panggil mia. Itu dia mia. “mia, kakak mau Tanya sama kamu boleh?” tanyaku “boleh kak, tapi.. aku mau ngomong sama kakak” balas mia “kamu mau ngomong apa mia?” tanyaku “kakak kenal kak fahmi?”tanyanya “kenal, dia teman sekolah kakak, memang kak fahmi itu siapa kamu?” tanyaku “sebenarnya.. kak fahmi itu kakakku” jawab mia “bagaimana bisa, adik fahmi sudah meninggal 1 tahun lalu” ucapku “sebenarnya.. kak listya, kita berbeda dimensi. Kita berbeda alam, aku adik kak fahmi yang meninggal 1 tahun lalu di jalan dekat danau awal kita bertemu kak. Aku mendatangi kakak, dan mengajak kakak bermain itu karena aku kesepian. Apa kakak mau mendatangi makamku dan memberiku bunga setiap berkunjung?” jelas dan tanyanya. Semua pertanyaan yang akan kuajukan padanya kini semua terjawab sudah oleh penjelasan hantu kecil Mia “jelas mia, kakak akan berkunjung ke makammu dan kakak akan membawakan kamu banyak bunga” balasku “janji ya kak?” tanyanya “janji” aku mengacungkan jari kelingkingku dan hantu kecil mia pun membalasnya, dan anehnya aku bisa menyentuhnya. Aku memeluk hantu kecil mia, aku tak perduli tatapan orang lain terhadapku. Aku melepas pelukanku. “kak listya? Tadi kakak mau Tanya apa?” Tanya hantu kecil mia “emm, tidak, kakak tidak jadi bertanya, kakak lupa” ucapku “kak? Kakak mau kan bermain denganku untuk yang terakhir kalinya, mungkin besok kita tidak bisa bertemu lagi” pinta hantu kecil mia “tentu” balasku. Aku dan hantu kecil mia bermain bersama hingga sore hari.

Keesokan harinya aku meminta fahmi untuk mengantarkanku ke makam Mia. Seperti janjiku pada mia, aku akan membawakan banyak bunga untuk makamnya. Dan itulah pertama kalinya aku bertemu dengan anak dari dimensi lain. Mia, kakak sayang padamu, semoga kamu tenang di alam sana.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank's udah luangin waktu buat baca artikelKUTU. "Pembaca yang baik adalah penbaca yang dapat memberikan komentar". pepatah jepang mengatakan "satu perkataan baik dapat menghangatkan dua musim dingin" jadi berkomentarlah yang baik dan sopan. tanpa pembaca yang berkomentar blog ini bukanlah apa - apa. ~salam GAmartia (@GalihAmartia)