Cinderella MoP
Kuterus menatapnya dari kejauhan, entah siapa dia Aku tak mengenalnya. Seseorang yang lain didepan sana terus berbicara membagi kami menjadi beberapa kelompok. Aku kini berada di Gathering Messengers Of Peace mencoba menyebarkan perdamaian. Kuterus menatapnya hingga namaku terpanggil dan tanpa sadar Ia orang yang Aku perhatikan berada satu kelompok denganku dan beberapa orang lainnya.
Kami dituntut untuk membuat sebuah Yell – yell dan nama kelompok,
keberadaanku tak begitu terlihat baginya, mungkin. Tapi dalam barisan Aku
berada di belakangnya, seorang laki – laki dengan kulit putih dan lebih tinggi
beberapa centi dariku. Dia terus
mengkomando kami.
“Ada yang bawa pulpen?” tanyanya pada kami.
“Ini” ucapku memberikan pulpen yang aku bawa.
“Oke, makasih. Emmm” balasnya lalu bertingkah kebingungan, dimana Ia
akan menulis nama kelompok untuk kami.
“Bisa tolong tulisin?” ucapnya meminta bantuan dan Aku hanya mengangguk.
“Sini” ucapnya memberikan punggungnya.
“Maaf” ucapku lalu menulis diatas punggungnya.
Acara terus berlangsung, selanjutnya kami harus merangkum apa yang ada
di tayangkan di depan sana. Dia orang yang sedari tadi kuperhatikan dan belum
kuketahui namanya memintaku untuk meminjamkan pulpenku lagi untuk merangkum apa
yang ditayangkan. Selesainya, kami dipersilahkan untuk makan siang. Dan aku
tidak membawa makan siangku.
Seseorang yang ada di depan sana sekali lagi meminta kami untuk
mengangkat bekal makan siang kami, Dia yang sebelumnya selalu mengalihkan pandanganku
meraih tanganku lalu menempelkannya pada bekal makan siangnya, kami pun makan
bersama.
Selesainya kami menghabiskan makan siang kami, Aku melihat arloji yang
melingkar di pergelangan tangan kiriku. ‘astaga!’ ucapku dalam hati, aku harus
mengikuti ujian persiapan UKK di tempat lesku. Aku dengan cepat meraih tasku,
dan menuju panitia kegiatan untuk izin pulang lebih dulu. Dia yang melihatku pergi dengan terburu – buru. Memanggilku.
“Hei! Pulpenmu” ucapnya, Aku yang terburu – buru tak membalasnya, Dia
memutar pulpenku dan menemukan satu nama. “Shania Karenia” bacanya pelan sambil
tersenyum menatapku yang berlalu pergi.
editannya masih amatir xD |
Shania Karenia? Nama yang cantik :') *kemudian cari di menu pencarian twitter*
BalasHapustokoh fiction woy-_-
Hapusselesai baca ini aku bilang "cieeee" huahahahaha
BalasHapushahahah, cerita aja di 'cieeee'in xD
Hapus