Sabtu, 24 Mei 2014

Cinderella MoP [FlashFict]

Cinderella MoP

        Kuterus menatapnya dari kejauhan, entah siapa dia Aku tak mengenalnya. Seseorang yang lain didepan sana terus berbicara membagi kami menjadi beberapa kelompok. Aku kini berada di Gathering Messengers Of Peace mencoba menyebarkan perdamaian. Kuterus menatapnya hingga namaku terpanggil dan tanpa sadar Ia orang yang Aku perhatikan berada satu kelompok denganku dan beberapa orang lainnya.

Kami dituntut untuk membuat sebuah Yell – yell dan nama kelompok, keberadaanku tak begitu terlihat baginya, mungkin. Tapi dalam barisan Aku berada di belakangnya, seorang laki – laki dengan kulit putih dan lebih tinggi beberapa centi dariku. Dia terus mengkomando kami.

“Ada yang bawa pulpen?” tanyanya pada kami.

“Ini” ucapku memberikan pulpen yang aku bawa.


“Oke, makasih. Emmm” balasnya lalu bertingkah kebingungan, dimana Ia akan menulis nama kelompok untuk kami.

“Bisa tolong tulisin?” ucapnya meminta bantuan dan Aku hanya mengangguk.

“Sini” ucapnya memberikan punggungnya.

“Maaf” ucapku lalu menulis diatas punggungnya.

Acara terus berlangsung, selanjutnya kami harus merangkum apa yang ada di tayangkan di depan sana. Dia orang yang sedari tadi kuperhatikan dan belum kuketahui namanya memintaku untuk meminjamkan pulpenku lagi untuk merangkum apa yang ditayangkan. Selesainya, kami dipersilahkan untuk makan siang. Dan aku tidak membawa makan siangku.

Seseorang yang ada di depan sana sekali lagi meminta kami untuk mengangkat bekal makan siang kami, Dia yang sebelumnya selalu mengalihkan pandanganku meraih tanganku lalu menempelkannya pada bekal makan siangnya, kami pun makan bersama.

Selesainya kami menghabiskan makan siang kami, Aku melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. ‘astaga!’ ucapku dalam hati, aku harus mengikuti ujian persiapan UKK di tempat lesku. Aku dengan cepat meraih tasku, dan menuju panitia kegiatan untuk izin pulang lebih dulu. Dia yang melihatku pergi dengan terburu – buru. Memanggilku.

“Hei! Pulpenmu” ucapnya, Aku yang terburu – buru tak membalasnya, Dia memutar pulpenku dan menemukan satu nama. “Shania Karenia” bacanya pelan sambil tersenyum menatapku yang berlalu pergi.

editannya masih amatir xD

4 komentar:

  1. Shania Karenia? Nama yang cantik :') *kemudian cari di menu pencarian twitter*

    BalasHapus
  2. selesai baca ini aku bilang "cieeee" huahahahaha

    BalasHapus

Thank's udah luangin waktu buat baca artikelKUTU. "Pembaca yang baik adalah penbaca yang dapat memberikan komentar". pepatah jepang mengatakan "satu perkataan baik dapat menghangatkan dua musim dingin" jadi berkomentarlah yang baik dan sopan. tanpa pembaca yang berkomentar blog ini bukanlah apa - apa. ~salam GAmartia (@GalihAmartia)